sampah di laci meja siswa ( catatan Radensyah )

ilustrasi hippopx creative commons

Suatu hari disebuah sekolah, saya disuruh menjadi guru pengganti untuk masuk ke sebuah kelas yakni kelas VII. Ini karena guru yang bersangkutan berhalangan hadir. kebetulan saat itu saya sebagai guru piket harian. Ahirnya sayapun bergegas karena sudah waktunya masuk kelas. Saat itu yang sedang dipelajari anak-anak murid kelas VII adalah materi tentang kebersihan.

Murid-murid tersebut sangat semangat belajar. diantara mereka ada yang mengetahui dan menghafal sebuah kalimat yang artinya "kebersihan sebagian dari iman".

Saat itu sambil menjelaskan saya melihat ruangan kurang bersih dan sangat gersang sekali kertas-kertas bertebaran hampir disetiap sudut ruangan dan banyak sekali kepalan kertas dan lembaran kertas dibawah kursi anak-anak. sementara itu disudut yang biasanya tempat sapu lidi dan sapu lantai. terlihat keranjang sampah yang tidak penuh. namun disekitar keranjang tersebut terdapat debu dan kertas kertas bahkan buku tulis tergeletak.

Sayapun menghentikan penjelasan sembari menjauh dari papan tulis. saat itu saya juga melihat ada anak murid yang sedang makan kue semacam snack jajanan. dalam hati saya bergumam, pasti banyak plastik dan makanan dibawah kolong meja anak-anak ini.

Perlahan-lahan saya mengaitkan materi tadi dengan sampah yang ada diruangan, kemudian tong sampah dan ahirnya sampai ke laci meja murid murid tersebut. ternyata benar. saya beserta murid-murid menyaksikan, ada beberapa murid yang lacinya penuh dengan saos kerupuk. plastik plastik yang sudah padat. ada juga bekas minyak minyak makanan gorengan. ada juga bekas kue gorengan yang sudah dapat dikatan lapuk.

Sayapun dengan sedikit kesal sambil menjelaskan kepada anak anak, kita semua harus menjaga kebersihan. mulai dari diri atau ruangan kelas masing masing.

itulah sedikit pengalaman saya mengajar murid kelas VII. adapun hal teknis proses belajar mengajar dan pesan moral yang dapat saya tuliskan adalah sebagai berikut;

A. Hal teknis proses belajar-mengajar

1. harus diatur alokasi waktu tatap muka yang mengarah pada kejadian kehidupan murid disekolah tersebut atau diruangan saat pelajaran berlangsung. mengingat waktu mengajar umumnya 45/60 menit. agar dapat lebih praktis dan tidak teoritis.

2. perlu diberi kepada murid lebih banyak beban tindakan daripada beban hafalan

B. PESAN MORAL

meski murid mengetahui atau hafal materi, belum tentu terwujud realisasinya, sementara tujuan pendidikan bukan hanya diketahui tapi ada upaya melaksanakan yang diketahui tsb

catatan Radensyah, S.Pd