GENERASI MUDA DAN GOOGLE ( Radensyah )
Andai saja, bila para petinggi dan team google sepakat melakukan kecurangan pada sistem dan menyerang penggunanya didunia, tentu mudah saja bagi google. Kita berdo’a saja mudah-mudahan ini tidak terjadi. Google sejauh ini masih berlaku netral. Siapa saja menggunakan produk dan jasa dari google tidak dibeda-bedakan. Ini artinya kita bebas mengekpresikan ide, karya, produk dan jasa kita yang diwadahi oleh google.
Masalah yang kemudian timbul ialah sudahkah kita memanfaatkan google untuk hal yang positif dan bermanfaat? Mari kita diskusikan sejenak,
Sebagai
manusia yang memiliki landasan ajaran agama dan nilai budaya, tentu perlu adanya
pertimbangan dalam mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Selaku generasi muda kita jangan sampai terkena penyakit ikut-ikutan, yang dalam bahasa gayo dikenal dengan istilah "onong-onung, kusi kesep kone manong" yang maknanya kurang lebih tidak memiliki pendirian dalam hidup. Perkembangan “Google”
ini perlu kita manfaatkan untuk kebaikan, bukan sebaliknya, kita terlena dan
terperdaya oleh perusahaan yang terus membesar ini. Sebagai contoh, kita lihat
saat ini generasi muda sudah mulai tidak produktif, banyaknya waktu, uang, dan
umur yang terbuang. Memang ada juga yang mampu memanfaatkan teknologi yang ada,
namun berdasarkan fenomena yang terjadi, sulit mengatakan bahwa saat ini
generasi muda kita benar-benar telah memanfaatkan google ke arah yang positif.
Faktanya saat ini seperti yang terjadi pada tiktokers. Banyak pengguna tiktok yang kehilangan rasa malu saat membuat konten, seperti menirukan hewan, berjoged dengan busana minim, menjadikan orang tua sebagai sasaran frank dan lain-lain. Hal ini tentu kurang bermanfaat dan mengarah pada kerusakan moral. Lagu-lagu dj dan remix dewasa yang ada pada fitur tiktok digunakan oleh anak anak yang masih sekolah. Seperti mama muda, ada sayang ada dan banyak lagi lirik lagu yang mengarah pada kerusakan akhlak.
Di lain hal, Juga banyak youtuber yang demi mengejar trending rela melakukan apa saja, seperti mempraktikkan tindakan asusila, konten frank yang menimbulkan keresahan masyarakat dan lain-lain. Demi dollar, ada yang rela membuat berita bohong, konten rekayasa yang membodoh bodohi penonton. Ini semua tentu merupakan penyalahgunaan internet yang disediakan oleh google.
Konten story instagram juga acap kali mengganggu pandangan mata kita, dimana muda-mudi berpelukan, pamer kekayaan dan perilaku tidak mendidik lainnya yang ada pada instagram. Ini semua akibat tidak belajar dan dididik menggunakan internet secara positif.
Tidak dapat dipungkiri memang ada sisi negatif dari perkembangan teknologi di abad ini, contohnya seperti perkembangan google ini, namun hal itu tidak terlepas dari kita selaku generasi muda sebagai pengguna. Kita memilki hak untuk menggunakan produk google secara bijaksana, akan tetapi kita lebih memilih menggunakanya sebagai mainan dan hiburan saja. Dan parahnya lagi kita gunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai budaya yang kia miliki. Padahal google dan produknya memberi akses penuh kepada kita untuk memilih. Dan kita lebih memilih hal yang tidak bermanfaat.
Marilah
gunakan produk-produk google untuk hal yang bermanfaat. Jangan sampai kita
dikendalikan oleh google, tetapi kitalah
yang mengendalikan google.
*Radensyah
baca juga :
Jamannya sudah begitu
BalasHapus