Merapal Diri Sendiri tinjauan " Rapal Opat " oleh Jalaluddin Aman Diva
Dari pengalaman dan cerita-cerita dengan “tetue” di kampung, dalam masyarakat Gayo sangat kaya bahasa perspektif kata-kata permohonan maaf. Permohonan maaf dapat digunakan dengan empat pilihan Kata sesuai dengan sebab dan tujuan untuk meminta maaf. Mungkin salah satunya kita sering mengucapkan dan mendengar kata-kata TABI, ini juga salah satunya permintaan maaf. Di gayo Lues disebut dengan Rapal Opat yaitu; pertama ni maas, kedue ni maaf, ketige ni Ampun dan keempat ni tabi. Dari ke empat kata tersebut mempunyai arti, Tujuan dan fungsinya, serta sesuai wadahnya masing-masing. Kapan dan dimana kita mengucapkan kata-kata tersebut. Mungkin sebahagian kata-kata tersebut tidak pernah kita ucapkan, namun perlakuannya sudah kita implementasikan didalam kehidupan kita sehari-hari.
Adapun Arti dari “Rapal Opat” adalah sebagai Berikut;
1. Maas adalah permohonan maaf tanpa ada melakukan kesalahan sebelumnya. seperti mohon maaf kepada seseorang karena tidak dapat menghadiri undangan, mungkin ini tidak pernah kita mengucapkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi perlakuannya sudah tentu sering kita lakukan, karena fungsi dari maas ini untuk menghormati dan menjaga perasaan semua orang. Menjaga perasaan orang dan menghormatinya itulah disebut dengan Maas.
2. Maaf adalah permohonan Maaf setelah melakukan kesalahan sebelumnya. Misalnya, memohon maaf kepada seseorang karena sudah ada melakukan kesalahan. Fungsinya untuk memohon kelapangan dada seseorang untuk memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan
3. Ampun adalah permohonan maaf kepada Allah SWT, baik yang sudah atau belum melakukan kesalahan didalam kehidupan sehari-hari. Contoh, Ya Allah ampunilah dosa yang lalu dan dosa yang akan datang tentu fungsinya supaya dosa yang ada dapat di ampuni
4. Tabi adalah permohonan maaf bila ingin melakukan sesuatu di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita mohon maaf ketika kita akan melintasi (berjalan) didepan orang-orang yang sedang duduk, atau perkataan yang tidak pantas dikatakan, baik itu individu maupun orang banyak, supaya jika terjadi salah pengucapan, dalam hal ini, tempatnya seharunya tidak disitu diucapkan, namun terpaksa harus diucapkan agar di maafkan.
Tujuan kata” rapal opat” ini adalah, adil ,Benar, Kasih dan Suci. Walaupun kata-kata ini hanya untuk pemangku Adat di sebuah Kampung atau desa, dalam diri kita pribadi juga harus di Pangku, didema terlebih dahulu, ketidak adilan pada diri sendiri terlebih dahulu sudah barang tentu tidak adil kepada orang lain, kemudian Benar tidak boleh ada rasa sesuka Hati dalam diri kita, harus mempedomani peraturan baik itu tertulis maupun tidak tertulis dan tidak merasa paling Benar. Kasih harus dimiliki dalam diri. Harus memiliki rasa kasih sayang tidak ada rasa pilih kasih, tidak boleh mendiskriminasi terhadap orang lain. Setelah itu suci pikiran yang benar tetap benar yang salah tetap salah.
jika dari segi;
perbuatan (gere mera pe uwet-uwet, gere naru pumu)
bentuk perkataan ( Gere mera Nupet Urum pedabak)
penglihatan ( gere mera juah mata)
perjalanan ( keta pediang ne ku tempat si jeroh)
Jadi kita kaitkan dengan Status Ama Dr. Joni, MN MPd, BI , BERDAMAILAH DENGAN DIRI SENDIRI , apabila seseorang sudah membangun kelayakan, Kedamaian dan kenyamanan berarti seseorang tersebut sudah memerangi konflik dan keberutalan di sekitar mereka”.
Permohonan maaf mencerminkan keadilan, kebenaran, Kasih didalam diri pribadi untuk menghasilkan kedamaian,kelayakan dan kenyamanan untuk menuju pucak kesucian diri.
Ditulis oleh Jalaluddin, S.Pd
Alumni STAI Gajah Putih Takengon Prodi Tarbiyah
Warga Kampung Ketukah, Kec. Blang Jerango, Kab. Gayo Lues
Baca juga : Tetap Bersyukur oleh Dr. Johansyah, MA
Posting Komentar untuk "Merapal Diri Sendiri tinjauan " Rapal Opat " oleh Jalaluddin Aman Diva"