Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku Ada Karena Mereka oleh Lafizan Ramadhan


Sadar atau tidak sadarnya diri kita  bahwa kebahagian, keamanan,kesejahteraan, kepentingan, keberhasilan, kesuksesan, kehebatan dan kebersamaan  semua itu tidak akan tercapai  tanpa doa restu seorang ibu dan ayah kepada anaknya , mereka menginginkan  putra-putri mereka dapat berguna dan bermakna bagi kehidupan sosial bukan hanya  kehidupan peribadi, maksudnya suapaya kehidupan yang kita jalani ini dapat bermamfaat dan bermakna untuk masyarkat yang  selalu menilai hari- hari kita baik buruknya sebuah perangai yang kita lakukan . Presiden pun kita, mentri pun kita, propesor pun kita, doktor pun kita, pintar pun kita, pejaba pun kita, tengkupun kita kayapun kita,  dan mahasiswapun kita dan sebagainya  tidak akan hebat dan bermakna jika masih menelantarkan kedua orang tua, jika masih mengantarkan orang tua ke panti jumpo, jika  menganggap orang tua itu kolot, kampungan, miskin  dan sebagainya. alangkah tidak beradapanya jika hal yang sedemikin itu  terjadi kepada diri seseorang yang sudah terdidik hidupnya mulai sejak bangku TK  sampai keperguruan tinggi bahkan  mendapatkan gelar. kenapa kita harus mematuhinya karena   gelar apapun yang kita raih nantinya tidaklah terlepas dari tadahan kedua telapak tangan meraka   untuk memanjatkan  doa kepada sang pencipta. Perlu kita ingat bahwa orang tua tidak menginginkan  harta dan jabatan yang kita berikan sebagai balasan dan akan tetapi mereka hanya akan merasakan kebahagian jika putra-putri mereka berbahagia dan tidak melupakanya, itu saja yang di harapkan oleh kedua orang tua kita dan kemudian pancaran senyuman saat melihatnya dan saat berjumpa denganya. Lebih- lebih lagi mereka akan sangat bangga di saat melihat anaknya memakai baju toga pada saat penobatan gelar sarjana putra-putri mereka, ada nilai tersendiri dalam hati mereka,dan mereka menangis, terharu, bangga, bahagia, merasa lega, dan ikhlas di saat menyaksikan putra-putri mereka meraih gelar sarjananya, bukti mereka peduli dan kasih sayang mereka kepada putra-putrinya tercinta yaitu pada saat Wisuda,



surat  undangan ;
Asalamua Alaikum wr,wb.                                                     Kepada Yth
                                                                                                orang tua wali
                                                                                                di- Tempat


Segala puji hanyalah milik  ALLAH azawajala yang telah memberikan kita segala kenikmatan yang ada di muka bumi ini dan yang telah membebaskan kita untuk menikmatinya, ALLAH  SWT tidak akan meminta bayaran sedikitpun melainkan hanya takwa dan pengabdian kepadaNYA, dan kemudian tidak lupa shalawat beriringkan salam tidak lupa kita doakan kepada  suri tauladan kita yaitu  baginda NABI MUHAMMAD SAW beserta para shabat  beliu yang telah setia mengikuti perintah Rasulullah, Amin Ya Rabul’alamin,
Dengan ini kami atas nama unsur panitia akan melaksanakan  wisuda pada tahun ini, dengan tidak  mengurangi rasa hormat  kami , kami mengundang ibu bapak orang tua wali agar  dapat kiranya menghadiri acara tersebut; demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat  memaklumi; wasalam.

Saat menerima surat undangan ini ibu dan ayah mereka bergegas membacanya, bergetar tangan mereka,  bibir mereka, dan berlinang air mata  mereka, serta sujud sukur meraka tidak henti hentinya mengucapkan Alhamdulillah, disaat membaca isi surat undangan ini, batapa bahagianya hati mereka  menerima surat undangan tersebut  sehingga mereka memberikan kabar kepada keluarga, saudara ,serta tetangga yang ada disekitarnya   bahwa mereka menerima surat undangan pada acara wisuda anak mereka dan kemudian mereka sibuk mempersipakan apa yang harus  dibawa untuk acara tersebut, itulah yang mereka rasakan dan mereka harapkan dari putra-putri mereka. Oleh karena itu janganlah sekali-kali mengenyampingkan mereka, tetaplah mereka yang lebih utama daripada yang lainya.
Nasehat atau ejer marah orang tua kepada anaknya dalam buku Ilmiah Dan Alamiah ;Bacaan Ringan Pengantar Nome: OLEH AYAHANDA KAMI JONI MN
Di gayo- takengen

Kin kasih ni ine semayang ni ama , si gere tese ta sipet urum pumu anaku
Suntuk bekekire sabe wan doa, buge munahma kao anakku
Mutuah mi ko anakku ko tangke nate si jantung rasa
Ko ken kalang bantal ni ulu anakku lanyut mi umurmu anakku
Ike remalan enti begerdak enti  munyintak ke jangko ni pumu
Manis berperi sediken becerak si patut layak ken tutur basamu mutuahmi ko anaku
Enti tunung ko besilo galak nge mupinah besilo masa si lalu anakku
Mutuah mi ko anakku  tungkukiko nasip idesi untung I tiro ko tulung sehatmi akau anakku
Payung kolak tempat berlinung  ko tudung payung tempat bersilu
Oya harap ni atengku  gere mugelih len urum samung
Nge mutali jantung  urum limpeku anaku
Ku langit mupucuk sigere tangung gere neh gantung ku bumi mu perdu
Beta nge niet ni ateng ku anakku.

Logikanya  bahwa orang tua yang selalu merindukan  putra-putri mereka  tidak ada orang tua yang tidak sayang dan cinta pada anaknya, sebenarnya  nasehat yang tersebut di atas merupakan isi dari pada hati mereka untuk putra-putrinya supaya seorang anak mengerti dan paham terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya  dan kemudian dengan adanya nasehat seperti itu maka seorang anak akan lebih mengingat dan menerapkan apa-apa yang harus dikerjakan kemudian hal itu tidak hanya sebagai nasehat bahkan sebuah  peringatan kepada seorang anak  untuk tidak melupakan  dan mengenyampingkan kedua orang tua mereka. ada pun pesan yang tersirat di dalamnya adalah  tetap menomorsatukan, maksudnya adalah kasihilah mereka rawatlah meraka doakanlah mereka  bertutur sopan santunlah kepada keduanya dan kita selaku anak  jangan pernah benci sedikitpun kepada mereka kalau mereka marah kepada kita  hal yang  wajar karena anaknya  dan jangan pernah apa yang sudah kita berikan kita minta kembali dalam bahasa gayonya adalah ( enti mujangkit ke kin jema tue ) , realitasnya ada seorang  beberu (mahasiswa) membawa ibu nya ke kampusnya dimana ia tempat menununtut ilmu, Nampak dari raut wajahnya beberu tersebut  ada sedikit masalah dengan kampus  tersebut, kemudian apa yang terjadi, alangkah  tidak ber-etikanya  beberu tersebut menyuruh ibunya dengan nada sinisme “ mamak nantin Isen deh  aku deh kowas o”  kemudian seorang ibu hanya dapat terdiam dan  terpaksa menunggu sang putrinya tadi keluar dari  ruangan kampus. Jadi seperti inikah etika seorang anak kepada orang tuanya  lantas etika itu sesuatu hal yang sangat berninilai tinggi sesampai Rasulullah di utus kepermukaan bumi ini  tiada lain hanya memperbaiki akhlak manusia. Segala aspek kehidupan  harus dengan etika, baik itu etika berbahasa dan etika berkehidupan.
            Saya bertanya-tanya karena tidak tahu , seringnya  saya melihat baik itu dalam ucapan terima kasih maupun  dalam skripsi , kok bisa  ucapan terima kasih  kepada kedua orang tua  itu terletak pada nomor urut ke 6 (enam) bahkan ke 8 ( delapan)  apakah hal itu yang dikatakan dengan ilmiah atau sebaliknya.orang tua yang melahirkan kita, yang mengurusi kita, yang menyusui kita , yang mendidik kita, yang menyekolahkan kita, yang menyuap kita dan bahkan yang membelanjai kita sekolah sampai sarjana bahkan  sampai profesor, dan akan tetapi disaat  ucapan terima kasih  malah orang yang tidak pernah memberikan kita apapun yang  menjadi ucapan terima kasih  yang ke nomor satu padahal yang selama ini orang tua kita yang mendoakan kita dan membiayayi kita  rela berhutang kepada tetangga  demi anaknya  supaya orang tua kita itu  tidak menginginkan anaknya sama seperti diri mereka, dalam bahasa gayonya ( jema tua te si nge poh punoh kin munyekulah ni anak e)  hanya selembar kertas demi meraih   gelar tega sungguh tega ucapan terima kasih kepada orang tua dikesampingkan.apakah hanya kita berada di sebuah  istansi  atau kedudukan  orang tua kita dikesampingkan, sangat tidak di masuk akal ( logika)  Jika hal ini masih terjadi di kalangan kita ya  untuk apa kita berpendidikan tinggi untuk apa kita menasehati orang lain jika diri kita juga masih dalam domain ini. Pertanyaan nya Manusiakah Kita atau kambingkah kita yang selalu  mementingkan perut sendiri ? Dalam buku filsafat pendidikan  yang tulis Oleh Anas Salahudin halaman 63  mengatakan bahwa  manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan ALLAH SWT  yang paling sempurna  dan paling misterius. Kemistiruasan manusia di lengkapi oleh akal pikiranya yang selalu meragukan  terhadap segala hal yang dilihatnya. Manusia menjadi terindikasi bahwa  manusia adalah  mahluk yang selalu serba ingin  tahu terhadap segala sesuatu , manusia adalah makhluk yang mengejar kesempurnaan , manusia adalah makhluk yang mengrjar  kebahagian , manusia adalah makhluk yang selalu penggali  pengetahuan, dan manusia adalah  makhluk yang multirasional. Akal dan pemikiran yang dimiliki oleh manusia tidak akan sejalan jika tidak di kontrol dengan  segumpal daging yaitu HATI . berbuat baik kepada kedua  orang tua merupakan pekerjaan hati yang bersih dan mulia.
Sabagai Kesimpulan dari goresan kalam ini  adalah bahwa jangan pernah marah ketika kita dinasehati oleh mereka dan juga jangan pernah mengenyampingkan mereka serta jangan pernah merasa malu memiliki orang tua yang banyak kekuranganya dari pada orang tua orang lain, bagaimanapun kondisi mereka, merekalah orang tua yang telah rela mempertaruhkan nyawanya demi kita anaknya.serta jangan pernah menitipkan mereka ke panti jumpo karena hanya jabatan dan tahta, rangkulah mereka ayumi mereka dan jangan lupa doakan mereka pula. Yang penting kita berlaku baik kepada mereka selaku anaknya jika mereka  mau berlaku baik kepada kita  atau tidak  berarti itu bukan urasan kita melainkan urusan merekalah dengan sang maha PENCIPTA. Aku ada karena mereka  
Sembilan bulan
Terpikirkah kita, merenungkah kita, menghayatkah diri  kita ketika seorang yang berjasa dan jasanya itu tidak akan pernah terbalas dengan  bentuk barang apapun maupun jabatan setinggi apapun melainkan dengan nilai-nilai etika, moral, dan rasa kasih sayang itupun tidak akan terlunasi hanya saja kepuasan batinya melihat putra-putrinya memberlakukanya sedemikian itu , dan kemudian  teringatkah diri kita  dengan Sembilan bulan kemana saja dia membawa kita, dapat kah kita menghitung langkahnya dan dapatkah kita membayar  susah payahnya, menahan kesakitannya, demi kita dia tidak berani memakan makanan yang kadang-kadang makanan kesukaanya, minuman kesukaanya dan sebagainya demi menjaga sang putra-putrinya yang akan menjadi pelita dalam hidupnya dan penerang dalam perjalanannya mengharapkan  berlaku baik kepadanya, kemudian terbayangkah kita dengan cuaca pada saat itu kadang-kadang  hujan dan kadang-kadang panas, tapi dia rela bekerja sembari membawa kita dalam bawah  terikan matahari yang membuat cucuran keringatnya menetes ke pipinya  demi sang buah hatinya tercinta. tiba saat nya sang buah hati lahir maka betapa bahagianya ia walaupun mempertaruhkan nyawanya di anatara  hidup dan berpulang ke Ilahi  dan kemudian tidak cukup hanya  sampai di situ  di urus lagi di mandikan di bedaki, di pakai minyak wangi-wangian sampai mengajarkan berbicara, berjalan, berakhlak, beradap, berkarakter dan bermasyarkat. Namun setelah berakal dan berpendidikan  seakan-akan tidak ada tanda terima kasih kepadanya. Tapi seorang yang berjasa tadi  tidak mengharapkan  dan bahkan tidak berharap sama sekali hanya saja dia menginginkan  sang putra-putrinya bermanfaat untuk umat manusia yang ada di sekililingnya dan  mengaharapkan supaya tidak sombong. Taukah siapkah orang yang berjasa tanpa pamrih tadi ?  dia adalah  INE-AMA.

Lafizan Ramadan, mahasiswa bahasa inggris asal cemparam
* Anggota team gayology ilmu kegayoan gayo, pinangen




[1].hasil diskusi malam jum,at masalah kasih sayang orang tua, at pinangan village,by gayology team, tgl 3-4 okteber-2013, pukul 20-23 wib 


kata kunci; jema tue , orang tua , kasih sayang , ayah dan ibu , ine ama , sekolah , jasa , gayo , 

Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "Aku Ada Karena Mereka oleh Lafizan Ramadhan"