Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tunjukkan kemampuan bukan menggunjing (ghibah) oleh Jalaluddin Aman Diva


    
Terdapat dua suku kata antara Mampu dan Gunjing. sebelumnya Perlu kita ketahui kata  Kemampuan dan kata Menggunjing baik menurut istilah maupun secara bahasa.
    Menurut Robbins and Judge (2011. 67) Kemampuan (Ability) Berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam satu pekerjaan dan kemampuan juga berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu sedangkan kemampuan Kesanggupan, kecakapan dan kekuatan.
    Menggunjing menurut KBBI adalah umpat, Fitnah (gosip). Dalam surat Al- Hujurat Ayat 12 menjelaskan bahwa “Ghibah atau menggunjing sama saja dengan memakan daging bangkai saudara kita sendiri, dan barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat Ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk kedalam neraka”.

    Disini penulis mencoba menjelaskan, sebenarnya tidak sedikit orang yang mampu yang sesuai dengan kemampuannya terkadang tidak merasa percaya diri dan tidak mengasah kemampuannya itu sendiri karena dalam diri seseorang itu kemampuannya sudah diberikan oleh Tuhan. Kemampuan itu kita yang mengasahnya kembali seperti dalil mengatakan “Tidak akan aku rubah Nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubah” . Memang ini butuh proses tidak seperti membalikkan telapak tangan dan apabila proses itu kita jalankan sesuai dengan Hakikatnya yaitu Fitrah manusia maka kemampuan itulah mencerminkan/memancarkan kepada orang lain bahwa kita mampu mengerjakan sesuatu menurut bidang kita masing-masing dan betul-betul sanggup menjalankan pekerjaan kita sesuai bidangnya bukan sesuai uangnya. Jadi siapa saja yang dikatakan mampu semua kita adalah mampu tidak ada yang tidak mampu, kata mampu disini penulis bukan menjabarkan dalam bidang kemiskinan akan tetapi lebih perspektifnya dalam bidang mampu mengemban sesuatu amanah yang di berikan kepada kita berupa pekerjaan.

    Terkadang realitanya tidak sedikit pula orang yang menjalankan kemampuannya mengambil jalan tengah keluar dari fitrahnya sebagai manusia alias masuk hawa Nafsu. Apabila hati sudah disetir oleh nafsu maka ini artinya keluar sebagai manusia jika sudah keluar dari manusia maka bumi ini datar semua tidak ada tikungan lurus semua.

    Disini penulis minta maaf bukan menafsirkan suatu ayat atau pun hadist akan tetapi mengambil referensi ataupun penguat sebuah tulisan kami jika dalam agamanya ada dalil, dalil yang mengatakan tidak boleh atau dilarang hal-hal yang sifatnya kurang baik. Dalam surat al-fatehah ayat terakhir yang artinya Tunjukilah kami kejalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Arti dari lurus dalam ayat tersebut bukan berarti mengambil jalan tengah jalan pintas bukan. jalan yang lurus itu patuhi prosedurnya, aturannya bukan sembarang terobos. Jadi apabila sudah di jalani aturan dan prosedurnya, maka Allah akan tujukan jalan yang terbaik untuk orang yang baik menyingkirkan orang yang munafik.

    Fakta saat ini, banyak yang mengambil jalan pintas yang bermodalkan MENGGUNJING (GHIBAH), menggunjing ataupun ghibah sudah dijadikan lipstik dan modal utama untuk mendapatkan Jabatan, rezeki, kekuasaan sudah dijadikan sebagai lem perekat sudah mendarah daging didalam jiwanya, banyak orang mencaci Kaum pelacur adalah sebagai sampah masyarakat akan tetapi perlu juga kita ketahui Pelacuran di bidang Fitnah, menggunjing, membabibutakan Hukum ini jauh lebih hina, ketimbang pelacur yang benaran, kenapa demikian seorang pelacur apabila bertobat, sungguhnya Allah langsung menerima Tobatnya akan tetapi orang yang ghibah menggunjing tidak akan di ampuni sampai di maafkan oleh orang-orang yang digibahnya. Biarkanlah kemampuan kita yang mengangkat naik jabatan kita, biarkanlah pekerjaan kita yang menduduki posisi yang kita inginkan jangan menggunjing sesama kawan sendiri tunjukkan kemampuan kita dengan pekerjaan kita sesuai kemampuan. (dalih renye mudelam)

Didalam Alquran mengabarkan kepada kita semua Jauhilah sifat-sifat yang dilarang dalam Agama islam yaitu:

1. Qaul zur
    Qaul zur adalah perkataan buruk atau kesaksian Palsu . termasuk dalam kategori ini adalah memperindah suatu kebohongan didalam Quran Surat Al-Hajj Ayat 30 kesaksian Palsu merupakan Dosa Besar sama dengan dosa syirik.

2. Tajasuss dan Ghibah
    Mencari – cari kesalahan orang lain sementara Ghibah membicarakan aib atau keburukan orang Lain.
Kadang-kadang kita tidak merasa sadar dan mengintropeksi diri yang bahwa kita menjelek-jelekkan orang lain menceritakan keburukannya, ternyata orang yang diceritakan lebih buruk dari yang menceritakan.

3. Naminah atau mengadu domba
    Maksudnya seseorang yang membawa kabar pada pihak lain bermaksud mengadu domba. Sedangkan naminah berkaitan melakukan Provokasi atau mengajak orang-orang melakukan tujuan tertentu.

    Disini penulis sedikit berpesan kepada kita semua bijaklah mengambil sebuah berita atau memberikan informasi kepada orang lain jangan menghujat, mangadu domba sampaikanlah apa yang kita ketahui jangan menyimpulkan suatu permasalahan tanpa ada keterkaitan antara orang lain sedikit dalam bahasa gayo dan ini memang turah i gayon.

Enti renye pora-pora mu lapor enta hana ujung enta hana ralik,
Minter-minter mu mecik sesara sagi,
Ku demu bisik ari si kuen kiri,
Rupen nge gati gere tene langkah ini,
Kerna nge ken seni was ni murip ni

Ike nge mampu nge turah demu hana si pente
Gere turah i pehine rekan si sara bangku,
Mejen aha mera terduru mejen terruken
Oya mu kesudahen menurut perbueten


4. Sukhhriyah Artinya merendahkan atau mengolok olok orang lain
    Dalam surat Al-Hujurat ayat 11 yang artinya “ hai orang-orang yang beriman janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain boleh jadi yang ditertawakan lebih baik dari mereka, dan jangan lah pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik”.

Jadi sebagai kesimpulan,
jangan memperindah kebohongan demi mendapatkan lowongan
biarlah kemampuan yang menerobos terowongan,

dan jangan dengan cara menggunjing dan mengghibah
agar hidupmu jadi lebih mewah nan indah itu serakah kalau menurut surah,

jika kemampuan kita tidak mampu menduduki posisi yang kita inginkan,
jangan kabarkan berita hoaks agar engkau kelihatan semerbak oleh atasan mu,

biarkan kemampuan kita yang mengharumkan sela-sela ruangan dengan relung hati yang paling dalam ,
jangan gunjingan engkau tebarkan untuk mendapatkan kursi goyang.

Ditulis oleh Jalaluddin, S.Pd
Alumni Stai Gajah Putih Takengon
Tinggal di Ketukah Gayo Lues
Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "Tunjukkan kemampuan bukan menggunjing (ghibah) oleh Jalaluddin Aman Diva"