Membentuk Generasi Low Profile ( oleh Zikri Fitra, S.Pd )
Dalam beberapa tahun belakangan ini kita dihadapkan pada kondisi dimana gaya hidup mewah seolah menjadi trend di kalangan masyarakat modern. Perubahan gaya hidup ini di sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mempengaruhi perubahan gaya hidup adalah media sosial. Pada saat ini kita dapat dengan mudah mengakses kehidupan artis, pengusaha, pejabat dan orang-orang yang terbiasa hidup dalam kemewahan. Semakin sering tampilan-tampilan ini muncul dalam media sosial yang digunakan maka perlahan para pengguna media sosial juga seolah ingin menirukan hal yang sama. Sehingga sebagian orang menggunakan berbagai cara agar bisa terlihat mewah di dalam media sosial untuk mencari popularitas dan lain-lain.
Dari permasalahan tersebut di atas perlu adanya kesadaran dari orang tua untuk membentuk generasi yang terbiasa hidup dengan kesederhananan. Upaya yang harus dilakukan orang tua untuk membentuk anak yang sederhana tidaklah mudah, karena semakin besar usaha orang tua membentengi anaknya, maka semakin kuat juga pengaruh luar berupaya untuk merusaknya.
Radhian dalam diskusi tanggal 29 juni 2021 pukul 21.43 WIB berpendapat bahwa
orang terdekat lebih berperan untuk menjadi contoh kesederhanaan dalam hidup. Orang terdekat yang dimaksudkan adalah orang tua ( Radhian )
Dari pendapat tersebut dapat memberikan sedikit gambaran bahwasanya anak adalah cerminan dari orang tua. Anak akan mengikuti apa kebiasaan yang dilakukan orang tuanya. Dengan demikian untuk membentuk generasi low profile harus dimulai dan diterapkan mulai dari keluarga. Namun, peran orang tua membentuk generasi low profile akan mulai terkendala setelah anak mengenal dunia luar baik itu dunia dengan anak-anak yang lain ataupun lingkungan yang berbeda dari orang tuanya. Lebih lanjut lagi radhian berpendapat bahwa “jika setiap keluarga mampu mendidik anak-anaknya di dalam rumah tangga maka akan tercipta pula lingkungan yang baik. Intinya pendidikan dalam rumah tangga harus kuat. Karena itu sebagai pondasi apabila bergaul dengan siapapun tidak akan mudah terkontaminasi dengan hal-hal negative karena sudah diberikan pondasi dalam keluarga.”
Dalam diskusi yang sama saudara Lafizan ramadhan dalam diskusi tertanggal 29 juni 2021 pukul 22.18 WIB berpendapat bahwa,
perbaiki diri terlebih dahulu sebelum memperbaiki orang lain, berdo’a secara berkelanjutan untuk anak agar menjadi anak beramal sholeh/sholehah, memberi nama yang baik kepada anak, menanamkan nilai-nilai kejujuran, jangan berperilaku sombong, mengajarkan anak bertutur kata sopan dan santun kepada siapapun ( Lafizan Ramadhan )
Dari pendapat tersebut peran orang tua memang sangat perlu diperhatikan dalam urusan pendidikan anak, tidak cukup hanya dengan usaha saja melainkan harus pula di imbangi dengan do’a dari orang tua terhadap anak, dengan harapan anak-anak dapat menjadi pribadi yang baik dan dapat menerapkan perilaku hidup sederhana.
Adapun pendapat lain dari diskusi yang sama pada abangda Mursal menyatakan bahwa
anak berusia 0-5 tahun akan mengalami kondisi dimana sifat dan sikap anak berubah-ubah. Karakter seorang anak tergantung kepada lingkungannya, lingkunganlah yang menjadikan anak ikut-ikutan perangai baik atau buruk. Terutama orang tua, karena apa dilakukan orang tua sudah pasti diikuti oleh anak. Buah jatuh tak jauh dari batangnya ( Mursal )
Lebih lanjut lagi cara mendidik anak agar menjadi anak yang low profile adalah dengan selalu memberikan kasih saying dan selalu control apapun yang dilakukan anak selama itu tidak membahayakan jangan dilarang. Orang tua mengawasi apapun yang dikerjakan anak. Setelah selesai apa yang dikerjakan sang anak barulah orang tua memberikan arahan apakah yang dikerjakan anak itu baik atau tidak. Orang tua harus selalu berhati-hati dalam memberikan arahan kepada anak. Harus menggunakan bahasa yang layak, tidak boleh dengan cara yang kasar walaupun dengan tujuan baik. Karena apabila diarahkan dengan cara yang kasar maka secara tidak langsung orang tua tersebut membentuk anaknya menjadi anak yang kasar pula.”
Dari pendapat tersebut memberikan lagi gambaran nyata terhadap orang tua bahwasanya peranan orang tua memang hal yang sangat-sangat penting dalam membentuk perilaku seorang anak agar menjadi anak yang berakhlak mulia. Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dan imam Al-Hakim dari sahabat Amr bin Sa’id bin Ash r.a nabi SAW bersabda “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada pendidikan tata krama yang baik”.
Zikri Fitra, S.Pd
Owner Tos Pe Kupi
Ketua Yayasan Pendidikan Prima Takengon
Posting Komentar untuk "Membentuk Generasi Low Profile ( oleh Zikri Fitra, S.Pd )"