Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MERENUNGI KEMBALI KEBUTUHAN ROHANI & JASMANI ( Radensyah )

    Seperti yang telah ditulis oleh Kanda Zikri fitra bahwa, generasi muda saat ini mulai terpengaruh oleh life style dan tidak lagi berperilaku low profile. Fenomena ini bila ditinjau dari perspektif lain, juga adalah penyakit yaitu perilaku konsumtif. Saat ini kebanyakan manusia khususnya yang sedang mengikuti perkembangan zaman mulai tidak mampu menyadari apa sebenarnya yang sangat mereka butuhkan. Hal ini tidak hanya pada generasi muda tetapi juga ada pada masyarakat secara umum. terkait perilaku konsumtif, menurut Fromm (1995) mengatakan bahwa 
keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Membeli saat ini sering kali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.
Dalam uraian ini, ada hal penting yang ternyata perlu kita analisa. Hal penting tersebut adalah kebutuhan manusia.
    
    Gencarnya orang barat menyusupkan pemikiran mereka kedalam perkembangan IPTEK sebenarnya amat terasa. Sebagai indikator, saat ini generasi muda dan bahkan orang tua sudah tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ada banyak kejadian fakta yang kita saksikan disekeliling atau melihat berita di media, supaya dikatakan keren, orang tersebut membeli mobil mewah, sedangkan minyak mobil tersebut dan pajaknya dicari dengan cara berhutang atau bahkan ada yang melakukan korupsi. Padahal tanpa mobil mewah, atau sekedar mobil biasa atau sepeda motor saja, kehidupan tetap berjalan. Inilah akibat kita lebih memprioritaskan keinginan daripada kebutuhan. Kita ingin kelihatan keren dan memaksakan diri. Dalam merealisasikan hal tersebut, jelas kita tertatih-tatih dan ini sangat menyiksa diri sendiri.
    Mengutamakan keinginan seperti contoh diatas adalah keliru. Apakah demikian yang diajarkan dalam agama islam?. Mari kita berangkat dari perspektif islam itu sendiri. Didalam ajaran islam, sentral kehidupan manusia adalah keadaan rohani. Maksudnya rohani lebih membutuhkan makanan daripada badan fisik. Memberi makanan rohani lebih berdampak dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dari pada memberi makan jasmani saja. Agar lebih jelas mari kita petakan kebutuhan manusia ini dalam dua dimensi.
    Kita mulai dari dimensi jasmani manusia, dari segi jasmani kebutuhan manusia secara gamblang tentu berhubungan dengan badan manusia itu sendiri seperti pakaian untuk menutupi aurat, makan tiga kali sehari. Bila tidak makan maka tentu akan berdampak langsung pada fisik atau badan orang tersebut. 
    Selanjutnya dimensi rohani manusia. rohani manusia perlu diberi makanan. Disini makanan rohani adalah tidak berupa materi real, akan tetapi berupa amal dan perbuatan yang baik. Sepeti menuntut ilmu, mengaji, menghormati orang tua dan lain-lain. Dalam islam tidak dilarang kita memiliki keinginan yang tinggi, akan tetapi kebutuhan utama rohani harus sudah terlebih dahulu dipenuhi.
    Bila kita merasa makanan rohani kita kurang, sebaiknya diberi terlebih dahulu makanan rohani tersebut, sehingga seimbang antara rohaniah dan jasmaniah. Sangat dipersilahkan kita ingin ini dan itu selama tidak bertentangan dengan ajaran agama, namun jangan dibiarkan rohani kita kosong miskin nutrisi, karena hal ini dapat mendatangkan penyakit fisik secara kedokteran, penyakit hati, dan yang paling kita khawatirkan kita semakin jauh atau terputus dengan Tuhan karena hati kita sudah mati.

Radensyah, S.Pd
Anggota kerenem ni gayology
Konten kreator untuk channel Gayo Mugagak dan Gayo Mugagak Live
Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "MERENUNGI KEMBALI KEBUTUHAN ROHANI & JASMANI ( Radensyah )"