Islam itu rahmat oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

Dalam konsef Islam dikenal dengan "Shalat adalah untuk mencegah perbuatan Keji dan Mungkar". Selanjutnya Islam itu adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin, yaitu Allah SWT mengabarkan bahwa Allah telah menjadikan Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi semesta alam.

Dikutip dari laman Institut Agama Islam Negeri Surakarta karya Dr Ismail Yahya, M.A Islam secara bahasa berarti damai, keamanan, kenyamanan, dan perlindungan. Sedangkan, secara agama, Islam merupakan manifestasi dari damai.

Meringkas dari pemaparan di atas, yakni umat Islam itu diwajibkan untuk melaksankan shalat 5 kali sehari semalam, karena dengan melaksanakan shalat dapat mencegah perbuatan yang bernilai keji dan mungkar, jadi sebenarnya jika benar sudah menjadi Islam secara kaffah, seharusnya tidak ada lagi tindakan yang bernilai keji dan mungkar baik kepada sesama muslim atau mahluk lain juga lingkungan sekitar (alam).

Kemudian, setiap umat Islam di belahan bumi manapun mereka berada, pasti meyakini bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah SWT wajib menjadi tauladan atau tuntunan dalam menciptakan hidup damai. Maksudnya, bagi pengikut nabi Muhammad SAW seharusnya tidak ada perilaku-perilaku membangun permusuhan dengan sesama dan memprovokasi agar saling membenci dengan sesama. Jika benar-benar kita meyakini bahwa Nabi Muhammad itu sebagai tauladan umat muslim, tidak mungkin ada sifat dan perilaku saling membenci di antara kita.

Agama Islam dianut oleh umat muslim, merupakan agama bernilai paripurna, sehingga sudah sewajarnya umat pemeluknya memahami, mendalami dan mempraktikan makna dari "Islam" itu sendiri, secara harfiah makna Islam itu adalah "damai". Jadi, jika kita menilik kepada makna Islam dan tujuan dari makna Islam tersebut tidak mungkin ada saling merusak harga diri sesama muslim, tidak mungkin ada saling mengadu domba sesama umat Islam, dan perbuatan-perbuatan merusak lainya, karena shalat adalah pencegah keji dan mungkar, pemeluk Islam harus damai, harus baik.

Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

Peneliti Budaya Gayo dan Akademisi