Suasana hati berdampak ke otak dan perilaku ( Joni MN Aman Rima )

ILMU YANG ADA DI OTAK AKAN GONCANG KETIKA GONCANGAN ITU ADA PADA HATI SESEORANG

Artinya, walaupun ilmu yang dimiliki seseorang itu tinggi dan hebat akan rusak, yaitu akan menjadi perusak jika kondisi hati tidak stabil. Contohnya, ada beberapa orang pendidikannya sudah tertinggi, jadi jika ilmu yang ada di kepalanya sepertinya sudah tinggi, hebat, dan bicaranya secara kasat mata sangat berkualitas. Namun orang tersebut, keinginannya tidak ada lain, yakni selalu merujuk ke materi dan kedudukan, sehingga yang ada di dalam kepalanya adalah hanya bagaimana bisa membuat senang atasannya, agar nanti ia diberi kedudukan (jabatan) dan lainnya, selanjutnya bagaimana caranya agar dana ini, dana itu, atau lainnya yang sudah tertentu sasarannya, ia berusaha dapat bagian atas dana tersebut.

Ada lagi karakter yang lain, yaitu orang tersebut sekolahnya tidak tinggi tetapi sangat pinter, isi otaknya sudah cukup lumayan berdasarkan pengalamannya. Tetapi di balik itu, kegoncangan hatinya, tidak bisa distabilkannya atau tidak bisa dikontrolnya dengan baik. Sehingga suasana hati yang tidak terkontrol tersebut berdampak pada tindakan dan perilakunya sehari-hari. Misalnya, harapan dalam pikirannya ia ingin dihargai serta disegani oleh orang lain, sementara di sisi lain dia sendiri tidak menjaga marwah (harga diri) orang lain, yaitu hanya dia saja yang harus dihargai, perasaan dan hati juga harga diri orang tidak dia pertimbangkan. Inilah jenis kepinteran otak dalam kondisi hati yang hampir mati.

* image source : free svg

Keselarasan hati dan akal merupakan wujud dari keberkahan hidup dan nikmat Ilahi terhadap hambaNya yang disayangiNya. Hidup yang diridhoi oleh Allah dan berkah adalah hidup yang sudah diberi nikmat dan tindakannya yang tidak membenci serta tidak menjadi perusak di atas bumi ini.

ditulis oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

Ayah dua orang anak berasal dari Gayo takengon pinangen