Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab, Berilmu vs Penjilat oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

 Pada suku Gayo, adab merupakan norma atau aturan yang masuk ke dalam sistem nilai budaya, yang meliputi norma kerja sama, saling menghargai satu sama lainnya, mengenai sopan santun dan tatanan berprilaku yang tidak merusak, yang didasarkan atas aturan agama dan adat yang mereka yakini. Lebih jauh lagi, norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum dan antar negara diseluruh aspek kehidupan.

 Sepintar, sepandai dan secerdas apa pun seseorang, tetapi, jika ia tidak memiliki adab, maka gugurlah nilai-nilai semua pengetahuannya; tidak dapat dijadikan rujukan, takkan pula memproduksi kebaikan-kebaikan. Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab. Hal ini karena adab merupakan pondasi agama.

 Aku (Rasulullah SAW) diutus hanya untuk memperbaiki adab-adab (agar menjadi baik), sabda Nabi Saw. Tentang pentingnya adab sebelum ilmu, Abdurrahman bin al-Qasim sempat terbaca dari karya-karyanya, beliau sampai-sampai 18 tahun mempelajari masalah-masalah adab, dan hanya 2 tahun mempelajari ilmu lainnya.

 Ibnu al-Mubarak merelakan waktunya 30 tahun untuk mendalami adab-adab. Dan demikianlah ulama-ulama terdahulu lainnya, lebih mendahulukan adab daripada ilmu dan yang lainnya.

 Kajian ini merupakan salah satu simpulan yang dilansir dari beberapa karya terbaik Imam Nawawi yang menjadi rujukan utama tentang pentingnya mendahulukan adab daripada ilmu pengetahuan lainnya. Tidak hanya bagi peserta didik, namun juga bagi tenaga pendidik sekaligus.

 Tetapi dalam konteks ini kita bisa membedakan antara prilaku orang yang beradab dan prilaku orang yang penjilat. Membedakan antara adab dan prilaku penjilat, yakni;

A. Beradab
 Sesuai seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa adab itu ikut tatanan dan aturan agama dan adat. Adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. Orang yang beradab adalah orang yang selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara.

 Orang yang beradab selalu ingat jasa-jasa baik orang kepadanya. Dan Ia selalu mengingat kejelekannya terhadap orang lain dengan mengingat hal-hal tersebut, maka adab dapat terlembaga dan tertata di dalam diri kita, bukan prilaku penjilat yang terbangun.

B. Penjilat

 Tipikal karakter penjilat, adalah sebuah fenomena dimana dirinya tidak memiliki potensi atau skill apapun tetapi ia inginkan posisi itu, dengan kepentingan tersebut ia bersedia melakukan apapun, demi mendapatkan keinginannya dan demi menyenangkan atasan dan/ atau ada juga untuk mempertahankan posisinya. Beda prilaku penjilat dan orang beradab, penjilat berprilaku, sebagai berikut:

1. Saat bersama orang penting, atau pejabat ia akan nenunjukkan dirinyalah yang paling baik di banding yang lainnya.

2. Selalu setuju dengan opini orang lain dengan tujuan agar dapat disukai.

3. Selalu memberikan Informasi yang dilebih-Lebihkan, ada juga unsur membuat bapak senang di dalam informasi itu.

4. Selalu memuji dan bersikap manis bila di depan orang penting atau atasan.

5. Selalu siap untuk beragumen dengan anda. Tetapi ketika telah terjun ke pekerjaan si penjilat akan diam.

6. Membuat targetnya terkesan, tetapi dalam beberapa hal, dirinya juga akan dengan mudah menyepelekan orang lain yang menurutnya tidak memberikan keuntungan.

7. Mereka ini rela menghalalkan segala macam cara meski itu ekstrim sekalipun. Bahkan mereka tidak segan-segan, untuk menyikut dan memfitnah orang-orang yang dirasa menghalanginya.

8. Meski dibenci orang lain, si penjilat ini tidak akan merasa terusik dan tidak mau intropeksi diri. Mereka terus bertindak, tidak akan berhenti hingga tujuannya tercapai.

 Kedelapan unsur di atas hanya gambaran garis besarnya saja dari ciri-ciri dan fakta atas orang-orang yang berkarakter penjilat jelas ke delepan unsur tersebut adalah tindakan di luar keberadaban seseorang terhadap orang lain dan orang itu adalah pelanggar perintah Allah dan tidak mematuhi sabda Rasulullah SAW.

C. Beradab dan penjilat

1. Penjilat itu akan berlaku baik padamu saat ada maunya saja dan akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang. Tetapi orang yang beradab akan berlaku baik pada setiap saat, walaupun ia tidak ada perlunya sama kamu.

2. Orang yang beradab tidak akan pamer tentang hal - hal baik yang sudah dilakukannya, si penjilat yang selalu pamer tentang kebaikan yang dilakukannya walaupun itu kecil.

3. Orang yang beradab tidak akan mengingat-ingat tentang kebaikannya, sedangkan penjilat selalu mengingat sampai detail tentang kebaikan yang dilakukannya untuk orang lain.

4. Orang yang beradab bakal baik sama semua orang, sedangkan si penjilat hanya akan baik pada orang yang punya kedudukan dan berharta saja.

5. Orang yang beradab akan bersikap wajar, layak dan biasa pada semua orang, namun, kalau penjilat umumnya akan berlagak kenal, berlagak dekat dengan orang tertentu saja.

6. Orang yang benar-benar beradab tidak akan membicarakan di belakang, sedangkan si penjilat bakal membicarakan keburukanmu saat kamu tidak tahu atau di belakangmu.

D. Penutup
 Inilah segelintir gambaran perbedaan secara menyeluruh antara orang-orang yang memiliki adab dalam berkehidupan dengan orang-orang yang berprilaku diluar keberadaban atau biadab (penjilat).

 Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah dalam Madarij as-Salikin, Terj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1988), Juz II, Hlm 344, menuturkan bahwa; “Adab seseorang itu adalah alamat kebahagiaan dan keberuntungannya. Sedangkan minimnya adab merupakan alamat kenestapaan dan kerugiaannya. Tidak ada kebaikan di dunia dan akhirat yang diharapkan untuk diperoleh seperti memperoleh adab. Begitu juga, tak ada yang sudi mendapatkan keburukan di dunia dan akhirat sebagaimana minimnya adab.”

 Tingkatan yang lebih tinggi dari ilmu yaitu adab atau akhlak. Karena seberapapun banyaknya ilmu jika tanpa disertai adab yang baik akan bisa menjadikan manusia pun berperilaku seperti binatang. "Orang beradab sudah pasti berilmu, Orang berilmu belum tentu beradab.”
======
Semoga bermanfaat.....insyaAllah.

Ditulis oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B. I
Ketua STIT Al-Washliyah Takengon.
Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "Adab, Berilmu vs Penjilat oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I"