Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HAUS PUJIAN ALIAS "AMUHEN" oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

Setiap manusia yang normal pasti senang jika diperlakukan dengan baik. Selain itu termasuk dipuji atas keberhasilannya, namun tidak jarang manusia akan merasa tidak nyaman jika dipuji berlebihan secara terang-terangan.

Di sisi lain, kebelakangan ini sering terjadi di depan mata kepala kita baik itu datangnya dari orang tua (diatas usia 60 tahun dan orang di bawah usia 50 tahun kebanyakan dari mereka tindakannya memicu andrenalin. Umumnya tindakan-tindakan yang memucu andrenalin ini adalah perbuatan yang mengharapkan agar orang lain menyatakan "wah" atau takjub kepadanya.

Orang yang menginginkan ketakjuban orang lain terhadap dirinya, biasanya orang tersebut adalah orang yang sangat senang dipuji, jika tidak dipuji; ia akan menaruh benci terhadap orang yang tidak memujinya. Orang semacam ini adalah jenis orang haus pujian.

Berdasarkan pengamatan 3 pekan terakhir di beberapa lembaga kepemerintahan dan lembaga non-pemerintah ditemukan beberapa ciri-ciri yang haus pujian tersebut, di antaranya adalah;

1. Berusaha menonjolkan diri dan pamer
kemampuan yang dimiliki sebenarnya
hal itu merupakan hal yang wajar-
wajar untuk dilakukan. Orang yang
haus pujian, akan kerap kali berusaha
untuk terus menonjolkan diri. Tidak
peduli dalam situasi dan kondisi
apapun. Sikap yang seperti ini, tidak
dapat memengaruhi orang lain menjadi
kagum terhadapnya, malah, justru
sebaliknya, tindakan ini akan membuat
orang lain menjadi ilfeel dan muak.

2. Orang haus pujian ini juga sangat suka
pamer, baik itu gelar (gelar-gelar yang
tidak resmipun ditulis), pamer tentang
jabatan, prestasi ataupun kekayaan.
Dan pengetahuan padahal itu biasa-
biasa saja. Tujuan dari pamer tersebut
tidak lain adalah agar mendapatkan
pujian dari orang lain. Ia tidak sadar,
padahal sikap pamer bukan
merupakan sikap yang baik. Malah
orang akan merasa risih atas sikap itu.

3. Orang yang haus pujian juga akan
melakukan segala cara agar
mendapatkan pujian, salah satu
caranya yang teramati adalah ia
berusaha menjatuhkan orang lain,
dalam usaha bentuk apapun. Selalu
menyatakan pendapat orang lain
salah sebelum ia sendiri mengkajinya.

4. Orang yang haus pujian ini tidak
menginginkan adanya pesaing karena
ia menginginkan semua perhatian dan
pujian orang hanya tertuju kepadanya.
Orang semacam inu lni sebenarnya
bukan hanya haus pujian, tetapi sudah
masuk kategori syirik atau berhati
busuk.

5. Setiap manusia dianugrahi dengan
memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, tujuannya agar saling
berkerjasama, kompak dan saling
menghargai. Tetapi bagi orang yang
haus pujian, ia tidak akan pernah
senang dengan kelebihan yang dimiliki
orang lain. Justru ia malah
meremehkan kelebihan orang tersebut.
Ia menganggap tidak ada yang lebih
baik dari dirinya sendiri, menanggapi
pendapat orang lain selalu dengan
sikap spele dan sinis.

Orang yang suka pamer kemudian haus pujian, ketika orang itu merasa keberadaannya kurang dihargai atau kurang dianggap penting oleh orang lain. Mereka akan menunjukkan kepada publik bahwa dirinya berhak untuk diterima dalam lingkungan serta diberi pengakuan.

Dilansir laman Bimas Islam Kemenag, menyatakan bahwa pamer adalah bagian dari kesombongan, berbangga diri serta sikap riya ingin dipuji oleh manusia lain. Fenomena ini bisa disebut dengan istilah flexing. Orang yang haus pujuan adalah orang yang pane berlebihan orang ini dapat juga disebut dengan crazy rich.

Jadi orang yang suka pamer dapat dijuluki dengan sebutan CRAZY - RICH dan kemudian orang ini masuk ke dalam kategori bentuk orang FLEXING. Semoga kita jauh dari "ujub, riye, tekabur, temaah" dan ini termasuk penyakit batin yang timbul akibat jauh dari perintah Allah.
Ditulis oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
*Ketua STIT AL-WASHLIYAH TAKENGON
*PENELITI BUDAYA GAYO
Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "HAUS PUJIAN ALIAS "AMUHEN" oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I"