Banyak orang tidak mau tau siapa Gurunya oleh Radensyah Aman Al huda
Dalam perjalanan hidup saya, ada salah satu hal yang menjadi prinsip penting dan sangat berarti yaitu "memilih seorang guru". Meskipun mencari guru bisa terasa mudah, namun yang sesungguhnya sulit adalah menemukan guru yang tepat. Saya ingin berbagi pandangan tentang pentingnya memilih seorang guru yang baik, terutama bagi generasi muda. Kita akan mengulas lebih dalam mengenai definisi guru, serta pentingnya memiliki akses terhadap seseorang yang akan kita jadikan sebagai guru.
Pendahuluan
Ada Sebuah Buku bernama "Talimul Mutaalim" atau lebih tepatnya disebut kitab. kitab ini aslinya berbahasa Arab, karena saya tiidak berlatar belakang pesantren, saya beli terjemahan. Salah satu bagian dalam kitab ini yang sangat menyentuh menurut pandangan saya adalah tentang memilih guru. Di dalamnya tertulis, 'renungkanlah dua bulan dalam memilih guru.' Kutipan yang sederhana namun esensial untuk kita bicarakan, terutama bagi generasi muda. Jangan sampai kita melewatkan pembahasan penting ini.
Mengenali Pentingnya Guru
Saya ingin berbagi pengalaman pribadi ketika mulai kuliah pada tahun 2010 hingga menyelesaikan studi S1 pada tahun 2015. Selama lima tahun itu, saya banyak memperoleh prinsip hidup. Namun, diantara banyak prinsip tersebut ada satu yang selalu saya pikirkan yakni pentingnya memilih seorang guru yang tepat.
Pada awalnya, metode saya dalam mencari guru cukup sederhana, orang yang memiliki bahasa yang bagus, retorika yang menarik, penampilan agamis, maka orang itu bisa menjadi guru saya. Saya tidak memperhatikan durasi waktu yang cukup seperti yang disebut dalam kitab tadi, secara spontan saya langsung menganggapnya sebagai guru yang cocok. Beberapa faktor lain seperti penguasaan referensi, gelar tinggi, dan banyak pengikut juga menjadi pertimbangan spontan saya dalam memilih guru.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa definisi guru yang saya pegang selama ini agak keliru. Kini, saya memiliki pandangan yang berbeda mengenai mencari seorang guru.
Mari kita bahas definisi guru yang saya pegang saat ini, meskipun tidak sepenuhnya sebuah definsi, setidaknya bisa menjadi "data segar" untuk definisi guru. Istilah "guru" sendiri memiliki banyak sinonim seperti pendidik, murabbi, dosen, ustadz, tengku, dan istilah lain yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Namun, dalam tulisan ini, kita akan fokus pada istilah "guru" karena bahasanya ringan dan akrab.
Bagi saya, jika kita berbicara tentang ilmu, maka kita berbicara tentang guru. Ilmu bisa diperoleh dari berbagai sumber, baik dari alam maupun dari pengalaman. Dalam skala yang luas, ada berbagai macam "guru" yang bisa memberikan ilmu kepada kita. Namun, dalam tulisan ini, saya akan fokus pada guru yang berwujud seorang manusia.
Meskipun kita tidak harus membatasi diri dalam belajar dari siapa pun yang mau memberikan ilmu, namun, ketika mencari guru yang sejati, saya percaya bahwa akses total terhadap sosok guru itu sangat penting. Akses ini meliputi pemahaman terhadap perilaku guru, bukan hanya melihat gelar, kemampuan berbahasa, atau latar belakang sejarahnya saja. Kita harus tahu bagaimana guru tersebut berperilaku di lingkungan sehari-hari, bagaimana ia berbagi ilmu, dan bahkan hal-hal pribadinya.
Mengapa saya berkata demikian?
Saya adalah seorang penganut agama Islam yang sangat berharap kehidupan saya lebih baik, yaitu di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi saya untuk memastikan bahwa guru yang saya pilih bukanlah "guru kaleng-kaleng". bukan guru yang hanya banyak pengkikutnya tapi kepribadiannya kurang baik. Atau hanya pandai bicara tetapi berbeda dalam perbuatan.
Saat ini, saya dan kita semua tentunya hidup di zaman di mana penampilan lebih diutamakan daripada isi. Banyak orang terjebak dengan produk-produk yang memiliki kemasan menarik, tetapi ternyata isi dari produk tersebut adalah sampah. Hal ini berlaku juga dalam mencari guru. Banyak orang yang mengaku sebagai guru, namun sebenarnya mereka tidak pantas disebut guru, bahkan tidak layak dijadikan guru.
di usia 32 tahun ini, saya menyadari bahwa memiliki ilmu sendiri tidaklah cukup untuk menjalani kehidupan. Saya membutuhkan seorang guru yang dapat membimbing saya. Oleh karena itu, saya ingin menekankan dalam tulisan ini betapa pentingnya mencari guru yang tepat dan memperlakukan guru tersebut dengan baik. Kita bisa belajar dari sejarah Kaisar Jepang pada Perang Dunia II, Kaisar Hirohito atau Kaisar Showa, saat kota Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur, beliau bertanya berapa banyak guru yang masih hidup. Sungguh luar biasa, Guru sangatlah berharga. Dalam hidup ini, kita semua sebagai individu membutuhkan seorang guru.
berikut saya cantumkan umpan balik singkat tentang guru;
Jalaludin Aman Diva: "nong peh Ara cerite keta tikik ini erep enti Gere ke, Gere salah peninget aku dan penah terbaca cerite ni imem te Syafi i, cerite e. Imam Syafi’i peh i perintah ni guru e geh kene hiye Muhammad kerna syafiini Muhammad gerel e Len waktu Oya Gere salah aku ,beluh renye ko ku Madinah terah guru mu Mien ,gurumu kene Hien,ume ilmu. kerna nong ilmu Kuni nge meh ku Osan ku ko, nge ku ejeren ko ko,kene guru e ni renye le beluh berangkat Syafi'i ni ku Madinah ngenal GURU Ken munejeri e ilmu."
Lafizan Aman Kadihan: "KARENA ILMU ITU TEMPATNYA AD di HATI SEORANG GURU. LEBIH LEBIH ILMU SPRITUAL. GURULAH YG MENDEKATKAN HAMBA DENGAN TUHANYA. JUGA GURU ITU TAHU JALAN PULANG YG SESUNGGUHNYA."
Suhaili: "Guru si mu beteh tasak orom matah ni ilmu "
Ama Joni MN: "Ilmu a ara e i guru a. Jepang meh perang dunie ke 2, si kunei reje e; "ara ke ilen guru nte taring, sidah jema (guru) mi si taring"
Kesimpulan
Akhir kata, mari cari guru yang tepat dalam hidup kita dan perlakukan guru tersebut dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kita hidup tanpa seorang guru yang dapat membimbing dan membantu kita menuju kesuksesan dan kedamaian, baik di dunia maupun di akhirat. Soal "Siapa gurumu?" adalah pertanyaan penting dalam perjalanan ilmu dan hidup kita. Saya berharap kita semua bisa menemukan guru sejati dalam perjalanan kita menuju kesempurnaan.
Ditulis oleh Radensyah, S.Pd
Konten Kreator Youtube
Admin Kerenem ni Gayology
referensi;
- Umpan balik Whatsapp Tim Kerenem ni gayology
- terjemah Kitab Talimul Mutaalim
- diskusi langsung dengan Bang Radian, S.Pd dan Bang Zikri, S.Pd mei 2023
- buku Karikatur gayo tentang pendidikan oleh Idhar Husin
- browsing artikel internet dll.
Posting Komentar untuk "Banyak orang tidak mau tau siapa Gurunya oleh Radensyah Aman Al huda"