Fakta pelecehan terhadap anak yang terjadi disekitar kita dapat dikatakan sebuah tamparan keras bagi dunia pendidikan. Kenapa saya ucapkan seperti itu? Karena ini menjadi PR bagi orang-orang berilmu seperti guru, dosen, tengku/ustadz dan siapapun yang terlibat dalam mendidik manusia untuk lebih siap lagi membumikan pendidikan akhlak sekarang dan dimasa yang akan datang.
Pelecehan terhadap anak yang baru-baru ini terjadi disekitar kita telah mendapat respon bermacam-macam, baik dalam keseharian masyarakat didesa dan lebih-lebih di media sosial. Ada yang, menghina, menyesalkan dan respon lainnya kepada pelaku pelecehan tersebut. namanya juga medsos, terkadang sudah dibumbui, dilebih-lebihkan dan dikurangi.
Setidaknya ada dua persoalan yang perlu direnungi bersama dari kejadian pelecehan ini, dengan begitu, mudah-mudahan dapat dijadikan tambahan wawasan kita atau untuk pelaku pendidikan dalam membumikan pendidikan akhlak yakni;
Pertama, bukan bermaksud menatar, bagi orang yang sudah berumur, sudah berkeluarga, sangat amat baik bila melakukan kegiatan belajar-mengajar, seperti bapak-bapak mengadakan pengajian dua minggu sekali atau sebulan sekali. Atau apapun teknisnya yang initinya dengan umur yang sudah tua harus tetap belajar meskipun yang dipelajari adalah pelajaran anak-anak. Jangan hanya anak-anak saja yang belajar. Dengan memenejemen waktu, pasti mencari rezeki tidak terganggu dengan kegiatan belajar tersebut
Kedua, dilembaga pendidikan, prioritaskanlah dahulu pendidikan akhlak.
Bila berbenturan dengan administrasi dan birokrasi pada lembaga pendidikan, mohon disiasati dengan bijaksana. Jangan kita seperti robot dalam lembaga pendidikan dimana tidak mampu memperjuangkan pendidikan akhlak hanya karena persoalan administrasi, tuntutan materi kognitif atau intelektual saja dll. Fakta membuktikan, Generasi sekarang sudah jarang yang tidak bisa membaca dan menulis, berhitung dan mengaji. kalaupun ada tidak terlalu banyak. Yang semakin banyak terjadi pada generasi saat ini adalah, mulai hilangnya adab, tata kerama, sopan santun dan akhlakulkarimah.
Secara teknis mari kita atur bagaimana implemetasinya. Agar 10 tahun yang akan datang tidak terjadi pelecehan seksual, berjudi, narkoba, mencuri, pada generasi kita.
ditulis oleh Radensyah, S.Pd
*penggemar lagu anak-anak
*konten kreator youtube
Kerenem ni Gayology
Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan
Posting Komentar untuk "2 Bahan renungan untuk dunia pendidikan dari kasus pelecehan terhadap anak ( Radensyah, S.Pd )"