Integrasi Budaya dan Pendidikan oleh Radensyah aman huda
Budaya dan Pendidikan |
Indonesia hadir dengan berbagai suku, budaya dan kearifan lokalnya juga beragam. Ini adalah keluhuran yang harus dipelajari. Budaya memiliki peran untuk membangun dan membentuk sistem pendidikan, karena tidak ada pendidikan tanpa peran budaya. Proses siswa dalam belajar adalah bagian dari budaya dan demikian juga implementasi pembelajaran adalah bagian dari budaya. Oleh karena itu budaya tidak pernah hilang dari proses pendidikan.
Dari uraian diatas, terdapat poin bahwa budaya memiliki “nilai” untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Nilai ini adalah hasil ekspresi dan pemikiran manusia yang berada dalam konteks. Budaya sebagai konteks merupakan wadah peserta didik dalam mencari ilmu pengetahuan. Budaya tersedia dan memberi jalan bagi manusia untuk mengasah kemampuannya. Budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan. Dalam belajar, saat manusia mencari ilmu pengetahuan selalu dipengaruhi oleh budayanya, karena budaya mampu membangun pemahaman manusia dari konteks nyata, budaya memberikan fasilitas atau cara untuk bertindak, merasakan, berpikir dan aktivitas manusia lainnya.
Pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan budaya. Budaya merupakan daya untuk mewujudkan sebuah pendidikan. Siswa membutuhkan konteks untuk mengembangkan diri. Hal ini seuai dengan definisi pendidikan bahwa, pendidikan adalah proses untuk menerima atau mengembangkan semua bakat anak (kemampuan alamiah), mengaktualisasikan kemampuan secara kreatif dan segala bentuk tujuan kehidupan. Dalam definisi lain, Pendidikan adalah usaha manusia di mana orang berusaha untuk melakukan sesuatu dengan cara yang terarah, bijaksana dan hati-hati”. Dari definisi pendidikan di atas dapat dikatakan budaya harus digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Eksistensi manusia dalam masyarakat tidak luput dari pengaruh budaya yang melingkupi, model berpikir, sikap, ekspresi dan segala macam yang dibawa manusia secara terus menerus. Dalam kaitannya dengan pendidikan, ketika siswa dalam proses pembelajaran, hal ini melibatkan nilai budaya untuk memudahkan penjelasan. Abu dan Nur menyatakan bahwa
Abu dan Nur; seperti yang kita ketahui, memang anak itu tumbuh dalam berbagai divisi. Artinya seorang anak ditemani oleh keluarga, oleh teman-teman saat bermain, peran tetangga dan lain-lain.
Artinya, sebenarnya siswa belajar tentang budaya dan didalam budaya terdapat pendidikan. Faktor budaya lebih berpengaruh untuk mengembangkan kepribadian manusia. Kepribadian manusia dalam hal ini juga termasuk dalam aspek belajar siswa. Orang yang berbudaya memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan ilmu.
Istilah lain dalam pelibatan budaya dalam pendidikan disebut dengan Etno pedagogi (Ethno Pedagogy). Sebenarnya ini adalah konsep terkait dengan pendidikan kearifan lokal. Dalam buku Chaedar Alwasilah, membahas tentang definisi etnopedagogi, Etnopedagogi adalah pendidikan berbasis kearifan lokal di masing-masing dataran seperti pengobatan, pertahanan diri, pelestarian lingkungan hidup, pertanian, ekonomi, pemerintahan, sistem penanggalan dll. Etnopedagogi berhubungan dengan pengetahuan atau kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan kemampuan yang mampu menghadirkan kemaslahatan publik. Kearifan lokal adalah kumpulan fakta, konsep, keyakinan dan persepsi masyarakat sekitar dan kearifan lokal bersifat diwariskan. Kearifan lokal adalah proses bagaimana pengetahuan itu dihasilkan, disimpan, diimplementasikan, dikelola, dan diwariskan. Definisi di atas menjelaskan bahwa kearifan lokal sebagai model pencarian pengetahuan bukan hanya tentang pembelajaran dan pemahaman tetapi bagaimana pengetahuan dalam bentuk ekspresi dan bagaimana kemampuan dalam bentuk implementasi. Kearifan lokal menjawab pernyataan tentang urgensi nilai budaya dalam pendidikan yakni bagaimana siswa menerapkan kemampuannya berdasarkan pemahamannya tentang pengetahuan tersebut. Di sisi lain, sistem pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki pembelajaran kooperatif, hal ini membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya.
Budaya mengandung nilai yang dapat digunakan dalam pendidikan, membantu proses belajar mengajar atau mempermudahnya. Tentang nilai dalam budaya ,Helen dalam bukunya menjelaskan, Budaya terdiri dari pola, eksplisit dan implisit, dari dan untuk perilaku yang diperoleh dan ditransmisikan oleh simbol, yang merupakan pencapaian khas kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam artefak; inti penting dari budaya yang terdiri dari ide-ide tradisional (yaitu yang diturunkan dan dipilih secara historis) dan terutama nilai-nilai yang melekat padanya; sistem budaya dapat, di satu sisi, dianggap sebagai produk tindakan, dan di sisi lain sebagai elemen pengkondisian tindakan lebih lanjut.
Dari teori dan konsep di atas, ada banyak aspek dalam budaya yang dapat diimplementasikan ke dalam proses pendidikan. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa budaya sebagai konteks nyata peserta didik. Siswa dalam kesehariannya biasanya dihadapkan pada kegiatan dimana mereka berdiri pada suatu konteks. Di sana siswa dapat menyadari apa yang mereka pahami.
ditulis oleh Radensyah, S.Pd
Referensi :
1. Radensyah, Thesis; The implemetation of CTL by using English Didong in Teaching Speaking 2015
2. A Chaedar alwasilah (2009) Etnopedagogy: landasan praktek dan pendidikan guru, Bandung: Gramedia, p.27
3. Syafaruddin and Nurmawati (2011) Pengelolaan Pendidikan; Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif, Medan: Perdana Publishing, p.69
4. Syafaruddin and Nurmawati (2011) Pengelolaan Pendidikan.., P.69
Ibrahim Mahmud, Nilai-Nilai…, p.13
5. Arifin (2000) Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Grafika Offset, 5th edition, P.123
6. Helen Spencer-Oatey, (2000) Culturally speaking: Culture, Communication and Politeness Theory, New York:Continum, p.49
Setuju, pendidikan itu penting
BalasHapus