THAHARAH INTERNAL oleh Zikri Fitra
Thaharah merupakan kegiatan bersuci untuk menghilangkan najis baik berupa najis kecil maupun najis besar. Biasanya kegiatan thaharah dimaksudkan untuk mensucikan diri agar dapat melaksanakan ibadah. Kegiatan bersuci yang dimaksudkan adalah secara lahiriah, biasanya bisa menggunakan air, debu/tayammum jika memang dalam keadaan terpaksa.
Di kalangan masyarakat luas kata thaharah mungkin sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kata thaharah sebagian orang menganggapnya sebagai hal yang sederhana dan bahkan tidak menarik untuk dibahas. Namun pada kenyataannya thaharah merupakan suatu kegiatan yg paling penting sebelum melaksanakan ibadah, Karena thaharah merupakan gerbang utama dalam melaksanakan ibadah terutama shalat. Apabila baik thaharah seseorang paling tidak satu bagian permulaan dari ibadah sedikit terpenuhi. Lebih lanjut lagi setelah thaharah sudah dilaksanakan dengan baik maka langkah selanjutnya adalah mempelajari lebih lanjut pola-pola atau syarat-syarat sahnya ibadah yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya, tahukah kita bahwa pada dasarnya ada thaharah yang jauh lebih penting daripada thaharah secara lahiriah, thaharah yang dimaksud adalah thaharah secara bathiniah atau thaharah internal. Thaharah internal merupakan thaharah yang dilakukan dari dalam dan alat yang digunakan dalam thaharah ini juga berbeda dengan thaharah lahiriah, thaharah ini menggunakan non material. Adapun yang diperlukan dalam pelaksanaan thaharah batiniah salah satu nya dengan berdzikir setiap saat meski dalam keadaan apapun dan dimanapun. Keutamaan dari dzikir itu sendiri adalah sebagai pembersih hati agar terhindar dari penyakit hati. Sebagaimana kita ketahui bersama penyakit hati itu muncul karena hati telah di kuasai oleh . Sebagai pengingat untuk kita semua bahwasanya kedua setan tersebut bersarang dan bersemayam khubutsi dan khabaits di dalam tempat pembuangan air besar atau WC/toilet.
Tempat pembuangan air besar merupakan tempat yang paling disukai setan, lebih-lebih apabila tempat pembuangan tersebut tidak bersih dan tidak terawat. Langkah pertama untuk menghindari banyaknya setan di tempat pembuangan tersebut alangkah baiknya jaga kebersihannya. Selanjutnya apabila sudah bersih maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana adab kita di dalamnya. Adab yang pertama yang perlu diperhatikan adalah membaca do'a sebelum masuk dan masuklah dengan menggunakan kaki kiri terlebih dahulu. Yang kedua jangan pernah lakukan kegiatan lain di dalamnya misalnya, menyanyi, mengobrol, menelpon, merokok, dll.
Karena ketika ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam wc maka peluang masuknya khubutsi dan khabaits terbuka lebar untuk memasuki hati dan menghancurkan kebaikan-kebaikan yang ada di dalam hati. Semakin sering kita melakukan aktivitas-aktivitas selain buang hajat di dalam wc maka semakin besar juga peluang yang kita berikan terhadap kedua setan tersebut. Alhasil jika sudah dikuasai maka akan terciptanya najis bathin di dalam diri kita. Najis bathin ini semakin lama akan semakin menutup hati. Sehingga perlahan tidak akan ada lagi kebaikan di dalam hati dan di dalam diri kita. Akhir dari semuanya adalah kita akan menjadi manusia yang tidak tau lagi mana yang baik mana yang buruk, mana halal dan mana haram.
Sebagai penutup untuk menjadi ingatan kita bersama, jaga diri, jaga adab di dalam wc. Jangan sampai memberikan celah sedikitpun kepada khubutsi dan khabaits untuk dapat masuk ke dalam hati kita. Karena ketika keduanya menguasai hati manusia maka sangat kecil peluang untuk dapat mengeluarkan keduanya dari dalam hati kita. Ingatlah khubutsi dan khabaits akan masuk ke dalam hati manusia dengan cara apapun, Jangan lengah!!
Baik buruknya segumpal darah itu, tergantung adab kita terhadap diri, adab kita terhadap orang lain dan yang paling penting adab kita terhadap HATI kita. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW dalam hadistnya
Rasulullah bersabda; Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
*hasil diskusi tentang thaharah internal dengan Ama Joni MN dan anggota kerenem ni gayology secara tatap muka tanggal 09 juli 2021 dan diskusi via Whatsapp.
Ditulis oleh Zikri Fitra, S.Pd
Ketua di Prima Course Takengon
Owner Tos Pe Kupi ( Pengolahan dan Produk Kopi Gayo)
Setuju. Najis batin perlu dithaharahi. Kalau tidak bisa mati hatinya.
BalasHapus