HAKIKAT PENDIDIKAN & SHALAT ( Dr. Joni MN, M.Pd, B.I )
Salah satu hakikat pendidikan selain dapat memahami benar dan juga agar peserta didik itu, diberi contoh tauladan agar jangan membohongi orang lain (enti munilet) pengertian luas.
Pendidikan itu bukan hanya proses penghafalan ilmu pengetahuan semata, belajar membaca, menambah, mengurang dan sterusnya, tetapi proses pendidikan itu memiliki tugas yang paling utama, yakni bagaimana peserta didik itu bisa mendapat sosok yang mampu mengajari mereka dengan contoh tauladan yang baik dalam proses pembelajaran, bukan hanya mengajar bermodal kelihaian retorika bertutur kata dan keindahan berbahasa serta banyaknya menggunakan istilah luar saja tetapi lebih dari itu.
Akhlaq di sini jangan difahami dalam pengertian sempit. Bila berbicara akhlaq, ini meliputi niat, pikiran, perkataan, dan perbuatan itu harus sejalan, bukan dimulut berkata baik, tapi perbuatan "munilet" (membohongi) dan memfitnah. Sebenarnya, hal ini sudah dijawab dalam tata cara shalat, yakni yang dilakukan dengan tertib.
Harusnya, ketika shalat apa yang ada di dalam hati, itu juga yang diucapkan kemudian yang dikerjakan dan itulah yang berlaku di dalam praktik berkehidupan juga serta saat berinteraksi dengan sesama mahluk atau manusia lainnya, sudah seharusnya orang berpendidikan kerjanya tidak ada memfitnah dan "munilet" tetapi seharusnya sudah lebih menerapkan nilai shalat dalam praktik hidup itu sendiri (bicaranya bernilai zikir).
Dengan ini kesesuaian dan kesinerjian niat, ucapan dan perbuatan, tentunya tidak hanya berlaku di dalam shalat saja, tetapi ini juga berlaku di dalam menjalani kehidupan. Artinya jangan munafik. Saat memberi pembelajaran kebaikan, tapi si pemberi pelajaran berlaku lain, tidak sesuai perkataan dengan perbuatan.
Kemudian, ada oknum pengajar menipu, memeras anak didiknya dan memojok dengan siswinya, hal ini dilakukan dengan bermacam alasan hanya untuk memenuhi syahwat dan kebutuhan pribadi, yang ini bukan pendidikan.
Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
Dosen di STIT Al-Washliyah Takengon
Pakar Peri Mestike Gayo
Maju terus ama
BalasHapus