JAUHI "PLUTOKRATIS DAN OLIGARKIS" TERAPKAN KONSEF ISLAM MELALUI "MUSUKET-SIPET" oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
JAUHI "PLUTOKRATIS DAN OLIGARKIS" TERAPKAN KONSEF ISLAM MELALUI "MUSUKET-SIPET" oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
Konsef yang tertulis pada judul tulisan ini ,seperti sistem plutokrasi dan oligarki adalah sistem jika diterapkankan dalam kepemimpinan tidak sejalan dengan norma-norma yang berlaku dalam konsef kepemimpinan Islam, khususnya di Gayo dan umumnya bagi penduduknya mayoritas Muslim.
1. Kepemimpinan yang bergaya Plutokrasi dan Oligarki
Menurut pendapat banyaknya pakar menyatakan nahwa Oligarki adalah struktur kekuasaan yang terdiri dari beberapa individu elit, keluarga, atau perusahaan yang diizinkan untuk mengontrol suatu negara atau organisasi.
Jadi, oligarki adalah struktur kekuasaan yang dikendalikan oleh sejumlah kecil orang, yang dapat terkait dengan kekayaan, ikatan keluarga, bangsawan, kepentingan perusahaan, agama, politik, atau kekuatan militer.
Plutokrasi merupakan suatu sistem kepemimpinan yang mendasarkan pada suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki.Plutokrasi selalu oligarki, tetapi oligarki tidak selalu plutokrasi.
2. Konsef kepempinan yang ada di dalam Norma adat Gayo
Musuket Sipet, tindakannya adalah Munyuket enti rancung munimang enti angik...tindakan ini juga ditegaskan oleh Allah SWT, yakni setiap pemimpin dianjurkan harus adil dalam segala aspek kepemimpinannya, dalam Quran. Allah menegaskan bahwa "Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil". (QS Al An’aam: 152).
Padahal konsef kepemimpinan yang terdapat di dalam norma adat Gayo itu sudah seirama dan satu rasa dengan konsef Islam ibarat zat dengan sifat, tetapi sangat disayangkan konsef ini masih belum maksimal direalisasikan, malah konsef kepemimpinam saat ini lebih condong pada sistem Plutokrasi dan Oligarki.
3. Konsef Kepemimpinan dalam Islam
Dalam konsef Islam menegaskan bahwa pemimpin harus (1) beriman dan (2) bertakwa, (3) jujur (siddiq), (4) terpercaya (amanah), aktif dan (5) aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan wajib memperjuangkan kepentingan umat atau rakyat.
Jadi konsef kepemimpinan yang baik itu adalah yang "Musuket Sipet" seperti yang telah dianjurkan oleh Allah SWT. Pemimpin wajib melembagakan ke-5 (lima) unsur di dalam konsef di atas dan memgelaborasikannya dengan norma adat Gayo.
Mengapa pemimpin wajib mengadopsi konsef dan konsef dalam norma adat Gayo? Karena (1) konsef-konsef tersebut jauh dari nilai dan prinsip-prinsip Plutokrasi dan Oligarki atau dalam bahasa yunaninya disebut "ploutus", ada kemiripan dengan bahasa Gayo "Pelutus" (pembohong/ kebohongan).
4. Simpulan
Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus dapat dijadikan panutan atau suritaulan dan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan moralitas dalam kehidupannya, dengan selalu memiliki keluhuran hati dan jiwa, rendah hati, jujur, tidak suka segala bentuk penindasan dan kekerasan, pemaaf, penuh kasih sayang dan toleran serta perhatian (tanggap).
Ditulis oleh Ama Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
Ketua STIT Al-Washliyah Takengon
Pakar Nilai Budaya Gayo
Posting Komentar untuk "JAUHI "PLUTOKRATIS DAN OLIGARKIS" TERAPKAN KONSEF ISLAM MELALUI "MUSUKET-SIPET" oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I"