Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan: Koruptor & Guguk mencari makan ( Radensyah, S.Pd )

     Mencuri dari sisi kenegaraannya disebut koruptor. Bila seseorang sudah korupsi maka yang menarik kita pelajari atau disinggung diantaranya adalah kesusilaan atau kenuranian. Bila aspek ini tidak tertanam pada diri kita maka membicarakan kemanusiaan seperti ada yang kurang.

    Mengupas nafsu serakah manusia memang sangat panjang. Manusia tidak segan melepas sisi kemanusiaannya sendiri agar tujuannya tercapai meski sudah diberi akal, atau menganut sebuah agama atau dibuatkan norma tetap saja tidak bermanfaat bagi dirinya.

Pendekatan dibawah ini mungkin dapat bermanfaat bagi kita sebagai rambu-rambu agar tidak menjadi koruptor, atau sekedar menjadi bahan pelajaran dan peringatan. Cara kita mencari nafkah seharusnya dilakukan atas upaya akal, tenaga atau tepatnya keringat kita sendiri. Ada tangan, kaki atau perpanjangan alat lain yang telah disediakan Sang Pencipta agar kita bertahan hidup dengan cara yang baik. Namun kita terlanjur mengabaikan itu, dan kita tempuh cara yang keji dan cara yang sangat menyedihan, mengingat peradaban kita yang katanya sudah maju.

    Marilah kita lihat rekan semakhluk kita hewan, yakni anjing misalnya dengan suka rela memakan yang memang haknya yaitu makanan sisa yang dibuang orang, seperti nasi bungkus dibawah jembatan atau makanan sisa lainnya. Betapa ikhlasnya hewan-hewan ini menjilat dan mengunyah makanan sisa yang sudah basi itu ditambah ada keributan sedikit namun itulah mereka mereka yang makan makanan halal. Makanan itu dalam dunia keanjingan jorok dari sisi zahirnya tapi halal secara bathin. Anjing-anjing itu mendapatkannya secara halal karena sudah dibuang orang, mereka tidak merebut, tidak mencuri, tidak memeras, tidak menipu, tidak membegal, mereka polos apa adanya.

    Lihatlah fakta koruptor didaerah dan di desa kita, makan keringat orang, menipu untuk perut sendiri lalu hasilnya dibawa kerumah untuk disantap bersama anak-anak dirumah, betapa nistanya kita. Cara kita mencari makan sangat memalukan sekali, padahal hasil curian kita itu, uang korupsi kita itu adalah hak orang lain, ada hak si miskin, hak anak-anak yatim dll. Kita telah kalah telak dengan anjing dalam hal mencari makan, pertanda nurani dan kesusilaan kita telah melayang.

    Selama ini kita terlalu menyempitkan sumber ilmu pengetahuan, padahal semua makhluk sedang mendidik kita untuk bersifat dan bertindak baik. Mungkin kemanusiaan kita hanya kita bawa dan dipaksakan pada hal pendidikan formalitas semata. Padahal, kemanusiaan kita teramat kompleks. Kita tidak berani mendidik diri kita lebih dimanis lagi dialam jagat ini, akibatnya hewan yang sedang mendidik kitapun tidak kita sadari.

    Mudah mudahan kita masih terus dapat kesempatan untuk belajar, agar senantiasa nurani atau kesusilaan kita berfungsi dengan semestinya.

Radensyah, S.Pd

Konten kreator Youtube dan penulis

Kerenem ni Gayology
Kerenem ni Gayology Gayology merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kegayoan

Posting Komentar untuk "Renungan: Koruptor & Guguk mencari makan ( Radensyah, S.Pd )"