FENOMENA "HIGH TECH LOW TOUCH" ( Radensyah )
Di jaman ini, semakin kelihatan manusia tidak sempat merenungi diri serta mulai tidak punya waktu berkomunikasi dengan alam dan masyarakat didekatnya. Hal ini tentu ada hubungannya dengan penggunaan gadget yang semakin marak. Yang sangat kita sayangkan, saat ini penggunaan teknologi masih kurang menuju kepada hal positif, bahkan ada juga dengan teknologi malah semakin jauh dari Tuhan.
Berkembang dan semakin eratnya hubungan manusia dengan teknologi, inilah yang kurang lebih disebut dengan High Tech, sedangkan semakin tinggi kesadaran umat manusia terhadap kekuatan yang lebih besar di alam semesta dan menyadari fitrah alamiah dalam diri, inilah yang disebut dengan High Touch. “High tech, High Touch” adalah judul buku karya John Naisbitt. Buku ini memuat hubungan manusia dengan teknologi dengan menekankan bahwa manusia harus tetap melibatkan sisi alamiah kemanusiaan dalam menjalani kehidupan bersama teknologi. Adapun perubahan dari High Touch ke Low touch ini sangat menarik untuk kita ungkap dan mudah-mudahan tulisan ini dapat membuka wawasan kita bersama.
Dasar IPTEK tentu untuk kemudahan dan kemaslahatan seluruh penduduk dipermukaan bumi ini. Namun keresahan kita semakin hari kian timbul karena teknologi mulai disalahgunakan. Di sudut lain, teknologi dipahami sebagai “hiburan” semata, dan berkarya secara bebas tanpa ada batasan. Contohnya pada media sosial online, banyak kita temukan pengguna media sosial yang menyebar fitnah, memberi informasi tidak sesuai fakta, kreator nakal dan lainya. Yang lebih parah, dengan perkembangan teknologi kita sesama manusia saling menghina, merugikan dan saling bunuh membunuh secara online baik antar individu maupun kelompok. Inilah fenomena yang kemudian dapat kita sebut dengan Low Touch. Ini merupakan persoalan serius, tentu perlu dibangun pemahaman yang baik untuk menyikapi hal tersebut.
Fenomena Low touch ini bisa hadir dimana dan kepada siapa saja. Dari perspektif generasi muda yang menggunakan teknologi, dapat dikatakan “Kesan” teknologi saat ini semata-mata adalah “hiburan” yang tidak ada batasan dan moral disana. Ini tentu sebuah kekeliruan. Dunia islam perlu menjawab persoalan ini secara tegas. Kecanggihan teknologi adalah bentuk ikhtiar manusia yang juga merupakan anugerah dari ALLAH SWT. teknologi tidak dapat diterminologikan dari sisi kebendaan saja, namun perlu dipahami dari fungsi dan manfaatnya. Teknologi bukan hanya seni, efektivitas, efesiensi, namun lebih berdinamika dari itu, teknologi adalah budi dan daya, alat, ada peraturan, etika, dan hal lain menyangkut aspek kehidupan bukan hanya sosial, tetapi juga menyangkut ketuhanan.
Para akademisi, pendidik dan dunia pendidikan serta tokoh agama peru mengkaji kembali fenomena Low Touch ini. Pemerintah juga perlu menjadikan persoalan ini sebagai persoalan yang menyangkut masa depan bangsa. Kita sebagai umat muslim harus peka dan responsif terhadap perkembangan teknologi sekaligus permasalahan didalamnya, dan menyempatkan diri mengkaji dan memunculkan solusi. Teknologi bukanlah barang diluar islam, tetapi ada dialam tubuh islam itu sendiri. Melestarikan perkembangan teknologi tentu juga merupakan amanat kekhalifahan juga. Untuk meminimalisir penyakit Low touch ini mari kita lebih welcome dengan teknologi, tidak hanya dalam amalan ritual semata. Islam tidak mengidentikkan teknologi untuk orang barat saja, tapi untuk seluruh umat manusia.
Bersambung ke tulisan bagian II.
Radensyah
*youtuber
*berasal dar Rimba raya, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah
BACA JUGA:
Posting Komentar untuk "FENOMENA "HIGH TECH LOW TOUCH" ( Radensyah )"