Beretika layaklah terhadap sesama oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I
Teringat satu pesan dari seorang guru besar yang juga pembimbing thesis saya dulu di Yogya, Beliau bernama Wendy (26 september 2008, pukul 17.25 wib) dari Australia, ketika selesai bimbingan di Rumah kontrakan beliau dilanjutkan dengan ngobrol dan di tengah-tengah obrolan, Beliau berkata, yakni:
You have to treat others, as you want to be treated by others" (Perlakukanlah orang lain seperti kamu ingin diperlakukan oleh orang lain)
Memahami ungkapan tersebut, kita ini sebagai makhluk sosial, karena kita pasti akan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam hubungan dengan manusia (hablumminannas), maka etika yang harus kita kedepankan adalah memperlakukan mereka dengan baik (layak), yakni dengan cara memanusiakan manusia. Di belahan dunia manapun, terdapat nilai-nilai dasar perilaku yang secara umum diakui sebagai norma yang harus dipatuhi, selain peraturan atau norma hukum. Norma tersebut biasa disebut etika.
Etika merupakan suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewajiban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.
Hidup ini seperti kita bercermin. Bagaimana kita berlaku di depan cermin itu, maka seperti itu pula kita melihat diti kita di dalam cermin tersebut. Artinya seperti apa kita memperlakukan orang yang ada di sekitar kita, maka seperti itu pula kita akan diperlakukan oleh mereka.
Untuk itu (agar orang bersikap baik kepada kita) maka dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut;
A. Cara sederhana memperlakukan orang lain dengan beradab (beretika) yakni: (1) Tidak Mengabaikan Sopan Santun. (2) Terima Perbedaan pada Setiap Orang. (3) Mau Menyimak dan Menjadi Pendengar. (4) Menyadari Batasan.
B. Kemudian, kita wajib memahami kontekstual dengan cara; (1) apa yang kita bicarakan, (2) dengan siapa kita berbicara, (3) bagaimana kita berbicara, dan (4) dimana kita berbicara.
Sabda Rasulullah SAW, yakni "Barang siapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain.” (HR. Muslim, no. 1844).
C. Etika berwujud Adab. Adapun ciri-ciri etika yang berwujud adab adalah sebagai berikut: (1) Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.(2) Etika sifatnya absolut atau mutlak. (3) Etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.(4) Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
D. Etika atau adab anak kepada orang tua yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, yakni tata kerama dan tata tertib serta sopan santun dalam segala hal. Kemudian, seorang anak juga harus selalu menjaga prasangka baik kepada orang tua, jangan ada perasangka buruk atau tidak baik terhadap orang tua. Jika ada sesuatu yang ingin diketahui dari orang tua, jangan bertanya dengan pertanyaan yang terkesan curiga, kasar atau blak-blakan. Usahakan pertanyaan yang disampaikan tetap baik dan tidak menyakiti hati atau merendahkan mereka.
Intinya etika yang diwujudkan dengan adab sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia baik tua, muda, laki, perempuan, anak-anak di belahan bumi manapun mereka berada dan apapun suku serta agamanya, mereka semua butuh perlakuan beretika atau beradab. Munafik jika ada orang berkata "aku tidak butuh sopan santun, aku tidak butuh diperlakukan dengan baik" atau lainnya. Siapapun manusianya butuh perlakuan baik dan dihargai. Bohong kalau ada yang mengatakan bahwa ia tidak butuh penghargaan dan diperlakukan dengan baik.
Pengkaji nilai Budaya
Pendiri Yayasan Pendidikan Prima Pinangen
Posting Komentar untuk "Beretika layaklah terhadap sesama oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I"