Islam & gayo tidak sekerdil itu oleh Dr. Joni MN, M.Pd, B.I

ISLAM & GAYO TIDAK SEKERDIL ITU

Jangan kerdilkan Islam dengan khilafah (politik) pecah belah, kekerasan dan pertumpahan darah. Islam yang hakiki itu mengajarkan keindahan dan kedamaian, saling menghargai satu sama lain, tidak diperbolehkan saling hasut, iri dan mendengki. Islam itu Rahmatan Lil'alamin.

Jangan kerdilkan Islam hanya karena untuk menggapai keinginan pribadimu. Jangan kau buat petak-petak dalam Islam, Islam adalah Islam tidak ada Islam yang penuh kekerasan, yang menyuruh adanya pertumpahan darah, menokoh, dan tidak ada Islam kanibalisme.

Islam itu satu? Kata ulama-ulama dulu ibarat mata dan ujung kaki, kuku kaki terlepas mata ikut menangis. Jadi tidak ada istilah "uken toa" dalam Islam dan tidak ada lut - tidak ada deret bila ingin memperkokoh Islam, jika ingin membuat si pengobok-obok Islam segan dan takut kepada umat Islam, "bersatulah, berpadulah".

Sama halnya Gayo itu satu, bersatulah agar maruah "pantik genuku" bersatu padu agar orang yang hendak memecah-belah dan yang ingin mengobok-obok Gayo akan merasa takut dan segan, tetapi kalau saling menjatuhkan, adu domba, dan saling dengki maka tunggu saja kehancuran tinggal tunggu waktu Gayo akan hilang.

Pada dasarnya nilai-nilai yang terdapat di dalam adat mereka cukup layak dan sangat beretika. Tetapi, kenapa ketika dilapangan terjadi sebaliknya? Ternyata salah satu penyebabnya adalah menganggap diri paling hebat dan populeritas, sehingga keluarlah tabiat saling menjatuhkan, membangun permusuhan dan tindakan pemecah belah lainnya.

Islam dan adat Gayo tidak terpisahkan satu padu, oleh karenanya bersatulah agar kuat dan disegani kemudian saling merasakanlah agar timbul tolong menolong dan toleransi. Islam itu indah adat Gayo itu damai (pakat jeroh).

Ditulis oleh Dr. Joni MN, M.Pd B.I

Ketua STIT Al-Washliyah Takengon

Tinggal di Pinangen Takengon, aceh